Dan disinilah aku tidur sekamar dengan Kris. Aku menatap Kris yg bergerak tidak nyaman disofa. Aku kasihan melihatnya namun dia tidak akan mau membiarkanku menggantikan posisinya tidur disofa. Sebagai seorang laki-laki dia memiliki ego yang sangat besar.
Kulirik jam dihandphone ku sudah menunjukkan pukul 06.05 KST. Perlahan aku bergerak menuruni kasur dan meraih selimut tebal. Kuselimuti tubuh jangkung yang meringkuk disofa ini. Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta padanya? Tak mau tersihir dengan ketampanan wajahnya aku segera ke kamar mandi. Aku ingin jalan-jalan sebentar di pantai menikmati indahnya pagi di Jeju.
****
“Ahhhh… ” kurentangkan tanganku selebar mungkin.
Rambutku berkibar-kibar tertiup angin. Sementara riak-riak kecil omabk mencoba menggapai kaki telanjangku diatas pasir.
Pantai masih sepi. Matahari juga masih bersinar malu-malu diufuk timur. Seandainya Kris disini pasti pagiku akan lebih indah.
Aku tak mau membangunkan pangeranku karena tampaknya dia kelelahan setelah tadi malam berdebat dengan kakek. Entah apa yang mereka bicarakan. Semalam Kris masuk kamar dengan muka yang masam. Tak melirikku sedikitmu.
Pasir pantai ini begitu menyenangkan. Kakiku terasa dipijat dengan lembut. Semakin lama terasa semakin hangat.
“Ayaa!!”aku memekik. Telapak kaki kananku terasa gatal dan perih. Ternyata potongan kerang tajam menancap disana.
Aku meringis dan menggigit bibirku.
“Agassi, gwenchana?”sapa seorang namja dengan logat aneh.
“Aku tidak apa-apa. Hanya…”
“Kakimu terluka. Mari aku bantu mengobatimu.”dia memegang lenganku. Selertinya dia bukan orang Korea.
“Tapi… aku tidak…”
“Tenanglah aku bukan orang jahat. Kebetulan klinikku tak jauh dari sini.”
“Klinik? Kau seorang dokter?”
“Ne. Apa kau sanggup berjalan?”
Aku menggeleng sambil menatapnya was-was.
Laki-laki itu tersenyum.
“Lebih baik kau duduk saja disini. Aku akan segera kembali.”ujarnya sambil membantuku duduk disebuah batu besar dipinggir pantai.
“Tunggu aku!”namja manis itu segera berlari.
*****
Kris POV
Aku bangun dengan rasa pegal menjalar ke seluruh otot dan tulangku. Sialan tua bangka itu!
Saat bangun selimutku melorot sampai ke pahaku. Semalam aku tidak ingat memakai selimut sama sekali.
Sooyoung!
Pasti gadis itu! Kulihat tempat tidurnya kosong. Pasti dia menghindar bertemu denganku. Syukurlah. Aku juga belum sanggup bertemu dengannya. Apalagi setelah pembicaraan ‘romantis’ antara aku dan kakek semalam.
Bisa-bisanya dia menyuruh kami membuatkan cucu. Cihh benar-benar tua bangka mesum!
Aku segera bergegas mandi. Saat keluar dari kamar mandi aku masih tak melihat sosok Sooyoung. Mungkin dia berjalan-jalan menikmati pagi di pantai. Gadis itu sangat menyukai pantai.
-tbc-